News

Indonesia Incar Peningkatan Ekspor Manufaktur ke Ceko

19 September 2018

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta - Indonesia dan Ceko tengah menjajaki peluang kerja sama ekonomi, khususnya di sektor industri. Peluang ini bakal dilakukan melalui upaya peningkatan investasi dan ekspor, sehingga diharapkan dapat memperkuat struktur manufaktur dan memperbaiki neraca perdagangan nasional.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa Indonesia berharap Ceko bisa membantu dalam percapatan negosisasi Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan negara-negara Eropa.

"Kami mengharapkan Ceko dalam upaya mempercepat negosiasi CEPA dengan Uni Eropa. Sebelumnya, Bapak Presiden Jokowi dan PM Australia telah melakukan finalisasi Indonesia-Australia CEPA," kata dia usai bertemu dengan Ketua Senat Republik Ceko Milan Stech di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (17/9)

Airlangga meyakini apabila kerangka kemitraan bilateral yang komprehensif tersebut terjalin, bakal mendongkrak ekspor produk industri yang signifikan ke Ceko.

"Beberapa produk manufaktur kita yang punya potensi menembus pasar Ceko, antara lain tekstil dan pakaian, alas kaki, furnitur berbasis kayu, serta pulp dan kertas," sebutnya.

Di lain sisi, lanjut Ketua Umum Partai Golkar itu, pemerintah berupaya menarik investor Ceko untuk menanamkan modalnya di Indonesia pada sektor industri pengolahan karet. Hal itu lantaran Ceko merupakan produsen crumb rubber (karet remah) terbesar di dunia.

"Mereka punya industri pengolahan karet yang berdaya saing global seperti pabrik ban," ungkapnya.

Di samping itu, lanjut Airlangga, Indonesia memiliki industri kereta api yang mampu memproduksi berbagai komponen dan infrastruktur perkeretaapian. Misalnya, rolling stock, trek rel, hingga sistem persinyalan. Ini menjadi peluang kolaborasi anatar kedua negara untuk saling transfer teknologi.

"Indonesia dapat dijadikan basis pengembangan industri kereta api. Sejumlah negara seperti Australia, Bangladesh, Filipina, Malaysia, Thailand, dan Sri Lanka telah memesan dan mengimpor kereta api dari Indonesia," paparnya.

Sektor lain yang dijajaki untuk bisa dikerjasamakan kedua negara, yakni industri farmasi. Saat ini, kata dia, Indonesia termasuk negara yang memiliki program jaminan kesehatan terbesar. Selain itu, industri farmasi Indonesia tengah memulai pengembangan lebih lanjut.

"Peluang investasi selanjutnya ada di teknologi mini hydro, yang merupakan bagian dari penyediaan energi terbarukan di remote area dan merupakan peluang yang siap digarap di Indonesia," pungkasnya.

Sumber: https://www.wartaekonomi.co.id/read195678/indonesia-incar-peningkatan-ekspor-manufaktur-ke-ceko.html