Berita

Gaikindo Sebut Pelemahan Rupiah Bikin Biaya Produksi Membengkak

02 August 2018

TANGERANG, iNews.id – Gabungan Kendaraan Industri Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyatakan, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) memengaruhi biaya produksi pembuatan kendaraan.

Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi mengatakan, pelemahan kurs pasti berpengaruh terhadap industri otomotif nasional meski sejumlah kendaraan sudah menggunakan konten lokal (local content) yang cukup tinggi.

"Tadi pak Menteri Perindustrian katakan, untuk kendaraan dengan local content tinggi sudah nggak begitu berpengaruh. Namun harus diingat, local content pun masih banyak mengandung unsur-unsur yang masih impor," kata Yohannes di Tangerang, Kamis (2/8/2018).

Menurut dia, kurs rupiah saat ini yang bertahan di atas Rp14.400 per dolar AS memengaruhi harga komponen barang, terutama onderdil. Namun, dia menyebut, dampak ke setiap perusahaan berbeda-beda. Oleh karena itu, dia tidak mengetahui perusahaan mana saja yang menaikkan harga jual untuk mengakali pelemahan rupiah.

"Masing-masing merek berbeda-beda impact-nya. Hitung-hitungan biaya produksi itu satu fakta. Kenaikan harga adalah kebijakan masing-masing perusahaan. Jadi kita nggak tahu, yang jelas ada dampak kenaikan biaya produksi," ujar bekas bos Isuzu Indonesia itu.

Sore ini, rupiah di pasar spot tercatat melemah 0,26 persen ke Rp14.478 per dolar AS. Analis Senior CSA Research Institute, Reza Priyambada mengatakan, terdepresiasi kurs rupiah terjadi karena sentimen perekonomian AS yang membaik.

"Data ketenagakerjaan Amerika Serikat membaik, itu dapat memicu ekspektasi inflasi naik yang dapat mendorong suku bunga the Fed naik ke depannya," katanya.

Ia menambahkan imbal hasil obligasi Amerika Serikat yang naik menembus 3 persen menambah tekanan bagi mata uang di negara berkembang, pelaku pasar uang cenderung mengakumulasi aset dalam denominasi dolar AS.

Sementara itu, Ekonom Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih, mengatakan pertemuan the Fed pada 31 Juli-1 Agustus memutuskan suku bunga the Fed tetap di level 1,75 persen hingga 2 persen.

"Keputusan tetap ini sesuai dengan ekspektasi. Namun ekspektasi kenaikan suku bunga the Fed untuk September menunjukkan probabilitas yang meningkat," katanya.

Sumber: https://www.inews.id/finance/read/201673/gaikindo-sebut-pelemahan-rupiah-bikin-biaya-produksi-membengkak