Berita

Aplikasi Teknologi Kemenhub Harus Bisa Mudahkan Pengusaha Logistik

17 July 2018

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Yukki Nugrahawan Hanafi menilai sistem aplikasi inaportnet barang v.2.0 dan layanan delivery order (do) online yang diluncurkanoleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada akhir Juni 2018 lalu tidak membawa dampak dalam efisiensi logistik dan pemangkasan dwelling time di pelabuhan.

"Pasca launching sistem aplikasi inaportnet barang v.2.0 dan layanan do online kami tidak merasakan adanya pengaruh signifikan bagi anggota ALFI. Karena secara esensial yang paling penting adalah bagaimana penebusan do secara otomasi dari pelayaran dan pemilik barang atau yang dikuasakan (anggota dari member ALFI)," ungkap Yukki saat dihubungi Senin, (16/7).

Sedangkan, lanjut Yukki do online yang baru di-launching tersebut masih belum menggunakan sistem virtualisasi sebagaimana yang dicanangkan sejak awal. Sehingga pengambilan do masih menggunakan cara manual melalui email atau cara scan sehingga tetap memakan waktu cukup lama.

"Poin dari perkembangan teknologi yang ada saat ini adalah bagaimana semua stakeholders dapat merasakan manfaat teknologi tersebut hal ini pernah kita bahas sebelumnya ketika ALFI berkomitmen mensukseskan program do online yang terintegrasi sesuai dengan PM120 tahun 2017, " kata Yukki.

Lebih lanjut, Yukki mengatakan AFLI mendukung sistem hub terintegrasi dari pengguna jasa, pelayaran, terminal operator di pelabuhan PT. Pelabuhan Indonesia I-IV dan bermuara ke INSW (Indonesia National Single Window) sebagai satu kesatuan sistem.

"Tentunya hal ini akan membawa benefit bagi pemerintah, dan stake holder pelabuhan dan logistik," papar Yukki.

Senada dengan Yukki,Sekretaris Umum DPW ALFI, Adil Karim dalam pelaksanaan do online semestinya perusahaan pelayaran, terminal, dan pengguna jasa (pemilik barang/kuasanya), serta bank pendukung harus terintegrasi dalam satu sistem virtual dan otomasi.

"Kami nilai implementasi do online saat ini hanya pergerakan data barang dari pelayaran ke terminal operator yang sebenarnya sudah lama dilakukan,” paparnya.

Adil mengharapkan agar do online dari pengguna jasa (pemilik barang/kuasanya) dan pelayaran bisa berjalan maksimal dan terintegrasi.

Saat ini penebusan do online ke perusahaan pelayaran berjalan di sebagian kecil perusahaan besar pelayaran dan belum terintegrasi dalam satu sistem.

"Kedepannya kami berharap agar do online ini bisa berjalan optimal dan bisa dirasakan kalangan pebisnis," demikian ungkapnya.

Seperti diketahui Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi telah melakukan ceremony go live Inaportnet barang versi 2.0 dan layanan delivery order online untuk empat pelabuhan utama, yaitu Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Makassar, serta satu pelabuhan kelas I yaitu Tanjung Emas Semarang, bertempat di Mandarin Oriental Hotel Jakarta yang dihadiri oleh Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kemenko Bidang Maritim, Dirjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan serta para stakeholder di bidang kepelabuhanan.

Sumber: http://www.tribunnews.com/tribunners/2018/07/16/aplikasi-teknologi-kemenhub-harus-bisa-mudahkan-pengusaha-logistik