News

Pembatasan Impor dari China, Pelemahan Harga Batu Bara Berlanjut

03 December 2018

Bisnis.com, JAKARTA — Penurunan harga batu bara sejak Agustus 2018 terus berlanjut hingga bulan ini. Harga batubara acuan (HBA) Desember 2018 sebesar US$92,51 per ton turun 5,51% dibandingkan dengan bulan sebelumnya US$97,90 per ton.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan bahwa penurunan HBA pada bulan ini dipengaruhi oleh pelemahan rata-rata indeks bulanan, yaitu Indonesia coal index (ICI) turun 3,61%, Newcastle export index (NEX) turun 6,88%, new global coal Newcastle index turun sebesar 7,04%, dan index Platt’s turun 3,73%.

Menurutnya, berdasarkan kondisi pasar global, penyebab penurunan HBA pada Desember masih dipengaruhi oleh pembatasan kuota impor batu bara oleh Pemerintah China. Pembatasan impor itu menyebabkan permintaan batu bara dari China turun sehingga terjadi kelebihan pasokan di Indonesia. Pasalnya, permintaan batu bara dari pasar  India juga masih belum bergairah. Namun, Agung menilai bahwa kondisi tersebut masih wajar dan terkendali.

“Kami yakin HBA akan kembali naik. Kami optimistis mulai tahun depan China akan membuka kembali pembatasan impor,” katanya, Senin (3/12).

Sebelumnya, CEO PT Arutmin Indonesia Ido Hutabarat mengatakan bahwa pasar batu bara berkalori menengah dan rendah akan bergantung dengan kebijakan impor dari China.

Dia menyebut bahwa China mengimpor batu bara sekitar 160 juta ton per tahun. Dia memproyeksikan, pada tahun depan ada pengurangan impor batu bara sebesar 60 juta ton—80 juta ton dari China.

Jika kebijakan pembatasan impor dari Cina terus berlanjut, ujar dia, produsen batu bara domestik akan terkena dampak, yaitu pelemahan harga. Pasalnya, China menjadi pasar ekspor utama Indonesia dengan setidaknya 80 juta ton–100 juta ton batu bara per tahun.

Anak usaha PT Bumi Resources Tbk. itu memperkirakan akan terjadi kelebihan pasokan produksi batu bara di Indonesia pada 2019. “Sehingga ini akan terjadi perebutan pasar ekspor yang akibatnya harga ekspor juga turun karena kelebihan pasokan.” (Anitana W. Puspa)