News

Menperin: Industri Pengolahan Konsisten jadi Kontributor Terbesar Ekonomi

23 October 2018

Jakarta (antaranews.com) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa industri pengolahan konsisten menjadi kontributor terbesar pertumbuhan ekonomi nasional dengan rata-rata kontribusi 20 persen.

"Sektor industri pengolahan nonmigas memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional tertinggi pada Semester I-2018 yakni 20 persen," kata Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa, saat konferensi pers "Empat Tahun Kerja Pemerintahan Joko Widodo - Jusuf Kalla: Membangun Manusia Indonesia Menuju Negara Maju".

Ketua Umum Partai Golkar ini memaparkan lima besar kontribusi sektor industri terhadap PDB nasional yaitu makanan dan minuman sebesar 6,33 persen; kimia 2,90 persen; barang logam, komputer, barang elektronika, mesin dan perlengkapan sebesar 2,08 persen.

Selanjutnya, industri alat angkut berkontribusi 1,76 persen terhadap PDB dan industri tekstil dan pakaian jadi sebesar 1,13 persen.

Selain itu, nilai ekspor produk industri Semester I-2018 sebesar 63,01 miliar dolar AS, naik 5,35 persen dibandingkan periode yang sama pada 2017 sebesar 59,81 miliar dolar AS.

"Ekspor produk industri ini memberikan kontribusi sebesar 71,59 persen dari total ekspor nasional semester I/2018 yang sebesar 88,02 miliar dolar AS.

Selama empat tahun di bawah Pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla, Kemenperin mampu menumbuhkan populasi industri besar dan sedang dari 25.094 unit usaha menjadi 30.992 unit usaha pada 2017 atau bertambah 5.898 unit usaha.

Sementara populasi industri kecil bertambah dari 3,52 juta unit usaha menjadi 4,49 juta unit usaha pada 2017 atau bertambah 970 ribu unit usaha.

Salah satu program yang juga menjadi inovasi di sektor industri selama masa pemerintahan Jokowi-Jk yakni terbentuknya program Vokasi Industri, di mana pemerintah memfasilitasi penyediaan SDM industri melalui program ini.

Program vokasi industri yang terhubung dan sesuai dengan industri dilakukan untuk siswa SMK dengan industri melalui proses pendidikan dan pelatihan 3 in 1 yakni pelatihan, sertifikasi kompetensi dan penempatan kerja.

"Ini akan terus kami lanjutkan, karena hingga 2017-2018 terdapat 666.737 tenaga kerja bersertifikasi yang tercetak melalui program ini. Kemudian 1.753 unit SMK yang ikut dengan 608 jumlah industri yang berpartisipasi," ujar Airlangga.

Terkait pengembangan kawasan industri, pada 2015-2018, pemerintah berhasil mengembangkan 13 kawasan industri baru di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa, serta 22 sentra IKM di 22 kota/kabupaten di luar Pulau Jawa.