News

Dorong Ekspor, Sri Mulyani Perkuat Industri Manufaktur

17 July 2018

JAKARTA, iNews.id - Neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2018 mencatatkan surplus sebesar 1,74 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Untuk menjaga neraca perdagangan tetap surplus, pemerintah terus berupaya mendorong ekspor dan menekan kegiatan impor.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan, guna merealisasikannya pemerintah akan mendorong kinerja industri, terutama yang berorientasi ekspor. Dia yakin dengan kebijakan semacam itu, pemerintah bisa menggapai target pertumbuhan ekonomi kuartal II-2018 yang sebesar 5,2 persen.

"Kita memiliki tugas untuk makin memperkuat struktur industri kita. Terutama dari sisi ekspor dan juga sisi mengurangi impor terutama dari barang modal dan barang antara," ujar Sri Mulyani aat ditemui di Gedung DPR RI, Selasa (17/7/2018).

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menuturkan akan menggunakan instrumen keuangan negara secara lebih aktif dalam memperkuat industri-industri manufaktur yang berpotensi meningkatkan eskpor. Beberapa strategi lainnya dalam upaya meningkatkan ekspor dengan mengurangi beban impor.

"Industrinya apa, seperti yang disampaikan Menteri Perindustrian, bahwa ada beberapa industri mungkin membutuhkan support dalam bentuk pajak atau bea masuk, atau dari sisi logistik atau bahkan dari koalisi perdagangan itu yang kita coba koordinasikan antara kita," kata dia.

Dia pun menilai, impor pada Juni 2018 yang turun 36,27 persen atau 11,26 miliar dolar AS menjadi bukti neraca perdagangan bisa didorong untuk surplus. Sekalipun pada Mei lalu impor cukup tinggi, itu semata-mata karena faktor musiman atau ada momen Ramadan.

"Jadi kalau dilihat dari sisi perekonomian tentu dari sisi pertumbuhan ekonomi yang berkontribusi oleh ekspor dan impor itu akan menimbulkan dampak dari sisi pertumbuhan itu sendiri termasuk neraca pembayaran. Kondisi yang surplus sekarang tentu kita melihat growth dari ekspor secara keseluruhan pada satu semester untuk sampai bulan Juli ini cukup tinggi," katanya.

Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya melaporkan neraca perdagangan pada Juni 2018 mencatatan surplus sebesar 1,74 miliar dolar Amerika Serikat (AS) setelah ekspor melonjak lebih tinggi dibanding impor. Hal ini dipengaruhi oleh surplus ekspor nonmigas 2,14 miliar dolar AS tapi sedikit terkoreksi oleh defisit migas terutama hasil minyak.

Secara kumulatif neraca perdagangan Januari-Juni 2018 masih defisit sebesar 1,02 miliar dolar AS. Ini dikarenakan pada Januari, Februari, April, dan Mei perdagangan defisit sedangkan surplus hanya terjadi di Maret dan Juni.

Sumber: https://www.inews.id/finance/read/183493/dorong-ekspor-sri-mulyani-perkuat-industri-manufaktur