News

Harga Batu Bara Melemah

19 September 2018

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara melanjutkan pelemahannya pada akhir perdagangan kedua berturut-turut, Selasa (18/9/2018).

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak teraktif Januari 2019 berakhir melemah 0,71% atau 0,80 poin di US$111,95 per metrik ton.

Adapun pada sesi perdagangan Senin (17/9), harga batu bara kontrak Januari 2019 ditutup turun 0,88% atau 1 poin di level 112,75.

Di bursa ICE Rotterdam, harga batu bara untuk kontrak teraktif Januari 2019 juga terkoreksi dengan ditutup turun 0,50% atau 0,50 poin di posisi 98,65 kemarin.

Sementara itu di Zhengzhou Commodity Exchange, harga batu bara thermal untuk pengiriman Januari 2019 berakhir melemah 0,32% atau 2 poin di level 625,8 yuan per metrik ton pada perdagangan kemarin.

“Saat para penambang telah memiliki tingkat persediaan yang relatif rendah menyusul inspeksi pemerintah, jumlah stok di pelabuhan dan pembangkit-pembangkit listrik terlihat tinggi, sehingga menahan pembelian oleh utilitas,” terang Shanghai Cifco Futures dalam risetnya, seperti dikutip Bloomberg.

Berbanding terbalik dengan batu hitam, harga minyak mentah berhasil rebound pada akhir perdagangan Selasa (18/9).

Harga minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Oktober rebound 1,36% atau 0,94 poin di level US$69,85 per barel di New York Mercantile Exchange.

Adapun minyak Brent untuk pengiriman November ditutup rebound 98 sen di level US$79,03 di bursa ICE Futures Europe. Minyak mentah patokan global diperdagangkan lebih tinggi US$9,44 dibanding WTI kontrak bulan yang sama.

Rebound harga minyak didukung indikasi bahwa Arab Saudi cukup puas dengan Brent naik melewati US$80 per barel saat pasar menyesuaikan dengan hilangnya pasokan Iran. Ekspor minyak Iran telah jatuh sekitar 35% sejak April.

“Kami melihat kapasitas cadangan global menuju level kritis karena sanksi terhadap Iran mulai berlaku," kata Bart Melek, kepala analis global di TD Securities.

“Saat negara-negara seperti Korea Selatan berhenti menggunakan minyak mentah dari Iran, Arab Saudi akan mencoba dan mengisi kesenjangan itu dan kita akan melihat lebih sedikit kapasitas dalam rantai pasokan global minyak mentah,” lanjutnya.

Arab Saudi, Rusia dan negara-negara pengekspor utama lainnya dijadwalkan bertemu hari Minggu di Aljazair untuk meninjau pasar minyak. Saat investor mengevaluasi dampak sanksi Iran, perselisihan perdagangan yang berkembang antara AS dan China memiliki potensi untuk membebani permintaan.

China mengatakan akan memberlakukan tarif pembalasan terhadap barang impor asal AS senilai US$60 miliar mulai 24 September, menyusul keputusan AS untuk mengenakan tarif 10% pada barang impor China senilai US$200 miliar pekan depan.

Sumber: http://market.bisnis.com/read/20180919/94/839778/harga-batu-bara-melemah