Berita

Awal Agustus 2018, Menperin Akan Launching Kerja Sama Studi Mobil Listrik

01 August 2018

NDUSTRY.co.id - Jakarta, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menggandeng pemangku kepentingan dari Kementerian dan Lembaga, perguruan tinggi, serta pelaku industri otomotif guna mempercepat pengembangan mobil listrik di Indonesia.

"Kerja sama ini untuk melakukan studi tentang mobil listrik yang akan di-launch pada awal Agustus ini. Kami berharap, ada feedback dari semua pihak," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta (31/7/2018).

Bahkan, tambahnya, Kemenperin juga tengah mendorong riset mengenai energi terbarukan yang dapat mendukung program LCEV.

"Jepang dan Jerman sudah melakukan penelitian dari palm oil mill effluent dan ganggang untuk diekstraksi menghasilkan minyak, sehingga ampas sawit juga dapat dimanfaatkan. Pemerintah Jepang membuat investasi di Indonesia sebesar USD60 juta," paparnya.

Menurut Menperin. produk yang dihasilkan tersebut sudah memenuhi standar euro4 atau B100. "Saat ini, kita sedang mengarah ke B20 atau basisnya euro2. Ini bisa menghemat devisa dan industri dapat berkelanjutan," tambahnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, bahan bakar minyak (BBM) biodiesel 20 persen atau B20 akan diterapkan pada Kamis 2 Agustus 2018. Menurut Airlangga, penerapan B20 nantinya akan dirilis bertepatan dengan pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 di ICE, BSD.

"Ya, kita akan launching tanggal 2 Agustus di GIIAS," katanya.

Airlangga mengatakan, penerapan B20 sudah semestinya diterapkan. Aturan penggunaan B20 juga sedang disiapkan.

"Bukan bisa ya, tapi (B20) sudah harus diterapkan. (Perluasannya) semua non PSO juga kena diterapkan B20, ini kan hasil ratas kemarin. Perpres sedang disiapkan, mudah-mudahan Agustus sudah bisa (diterapkan)," ujar dia.

Dengan penggunaan B20, pemerintah nantinya akan lebih menghemat devisa karena kuota BBM yang diimpor berkurang. Pada saat kegiatan impor devisa akan membiayai kebutuhan impor dalam mata uang dolar AS, sehingga jika impor ditekan maka devisa bisa dihemat.

Selain hemat devisa, implementasi B20 secara penuh juga bisa membuat neraca perdagangan Indonesia keluar dari zona defisit, terutama di sektor minyak dan gas (migas) yang selama enam bulan terakhir defisit US$ 5,4 miliar, sedangkan non migasnya surplus US$ 4,4 miliar.

Sumber: http://www.industry.co.id/read/39293/awal-agustus-2018-menperin-akan-launching-kerja-sama-studi-mobil-listrik